Ini 5 Hewan Laut dengan Bisa Paling Mematikan yang Perlu Kamu Ketahui Berikut Tingkah Laku Paus Pembunub yang Menarik  Ilmuwan

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Lautan adalah rumah bagi berbagai makhluk yang luar biasa dan kadang-kadang sangat mematikan. Di bawah permukaan air yang tenang ini, terdapat makhluk-makhluk yang memiliki beragam cara untuk bertahan hidup dan memangsa mangsa mereka. Berikut ini adalah 7 hewan laut yang dianggap paling mematikan di dunia bawah laut:

Paus Pembunuh (Orcinus orca)

Paus pembunuh, atau biasa disebut orca, merupakan salah satu pemangsa teratas di lautan. Mereka dikenal karena kemampuan berburu mereka yang cerdas dan berkolaborasi. Orca dapat berburu berbagai jenis ikan, paus, dan bahkan hiu besar. Mereka adalah predator sosial yang sangat efisien.

Hiu Putih Besar (Carcharodon carcharias)

Hiu putih besar adalah salah satu hiu paling berbahaya di dunia. Dengan gigi-gigi tajam dan rahang yang kuat, mereka mampu memotong mangsa mereka dengan mudah. Serangan hiu putih terhadap manusia, meskipun jarang terjadi, sering berakhir tragis.

Hihihihiu (Chlamydoselachus anguineus)

Hihihihiu, atau kadang disebut hiu vampir, adalah salah satu hiu yang paling misterius dan langka. Mereka hidup di kedalaman yang sangat dalam dan memiliki penampilan yang menakutkan. Meskipun sangat langka ditemui manusia, sedikit yang diketahui tentang kehidupan dan perilaku hihihihiu.

Ikan Barracuda (Sphyraena)

Ikan barracuda adalah predator yang sangat cepat dan lincah. Dengan gigi tajam dan tubuh panjang mereka, mereka mampu mengejar dan menangkap mangsa mereka dengan cepat. Beberapa insiden serangan terhadap manusia telah dilaporkan.

Meskipun ini adalah beberapa contoh hewan laut yang mematikan, penting untuk diingat bahwa sebagian besar makhluk laut ini tidak akan menyerang manusia kecuali merasa terancam atau terganggu. Bagi penyelam dan penggemar laut, memahami dan menghormati kehidupan laut adalah kunci untuk menjaga kedamaian dan keindahan dunia bawah permukaan laut yang luar biasa ini.

Miliki Bisa Mematikan

Seperti diketahui lautan adalah rumah bagi beberapa spesies paling berbisa di Bumi. Hewan-hewan tersebut dapat menghasilkan sengatan dan gigitan yang bisa membunuh manusia dalam hitungan menit. Makhluk laut berbisa mungkin akan lebih umum ditemui karena perubahan iklim membuat hewan-hewan seperti ubur-ubur kotak dan ular laut menetap di wilayah baru.

 Hewan laut paling berbisa di dunia mengutip kompas.com, berikut adalah beberapa hewan laut dengan bisa paling mematikan di dunia. 

  1. Gurita cincin biru 

Gurita cincin biru (Hapalochlaena) banyak ditemukan di terumbu karang di sekitar Asia Tenggara dan Australia. Ada empat spesies gurita cincin biru yang diketahui, dan semuanya sangat berbisa serta dapat membunuh manusia hanya dalam beberapa menit. Bisanya mengandung racun saraf yang disebut tetrodotoxin, yang 1.000 kali lebih kuat daripada sianida dan tidak ada antivenom yang tersedia untuk melawannya. 

Tetrodotoxin ditemukan di seluruh jaringan gurita cincin biru, tidak hanya di kelenjar racun tertentu, yang menjadikan makhluk ini salah satu dari sedikit hewan yang beracun dan berbisa. 

  1. Ubur-ubur kotak Australia 

Ubur-ubur kotak Australia (Chironex fleckeri) hidup di perairan Australia utara dan Asia Tenggara. Ubur-ubur kotak Australia dianggap sebagai salah satu hewan paling berbahaya di lautan. Tentakelnya memiliki panjang hingga 3 meter dan memiliki "lonceng" transparan berukuran sekitar 30 cm. 

Racun disuntikkan melalui sel khusus di tentakel ubur-ubur kotak yang disebut nematosista. 

Sengatan mereka sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan kelumpuhan serta gagal jantung dalam hitungan menit jika racun yang disuntikkan cukup banyak. Ubur-ubur ini diketahui telah membunuh lebih dari 70 orang dalam satu abad terakhir, namun jumlah korban jiwa kemungkinan besar jauh lebih tinggi karena kurangnya data yang tersedia. 

  1. Men o' war Portugis 

Sering disangka ubur-ubur, men o' war Portugis sebenarnya adalah siphonophore berbisa, yang terdiri dari koloni individu khusus yang dikenal sebagai zooids yang bekerja sama sebagai satu unit. Men o' war Portugis terdiri dari empat bagian berbeda atau polip, yakni kandung kemih, tentakel, pencernaan, dan reproduksi. 

Polip paling atas membentuk kandung kemih berisi gas berwarna biru-ungu yang berada di atas air dan menjadi asal muasal nama spesies tersebut. 

Seperti ubur-ubur, men o' war Portugis juga memiliki tentakel penyengat yang panjangnya sekitar 10 m dan digunakan untuk menangkap dan melumpuhkan ikan. Tentakel ini dapat memberikan sengatan yang menyakitkan bila disentuh oleh manusia. Sengatannya dapat menyebabkan syok dan demam. Kematian akibat sengatan men o' war telah tercatat, namun kasusnya sangat jarang terjadi. 

  1. Siput kerucut beracun 

Siput kerucut beracun (Conus geographus) ditemukan di Laut Merah dan kawasan Indo-Pasifik. Ada lebih dari 1.000 spesies siput kerucut, yang ukurannya bervariasi dan cangkangnya berbentuk kerucut. 

Moluska ini bersifat predator dan memiliki gigi modifikasi dengan bentuk mirip tombak berisi racun yang mereka gunakan untuk melumpuhkan mangsa. Tidak semua siput kerucut berbahaya bagi manusia, namun ada satu spesies yang pasti berbahaya. 

Siput kerucut beracun dapat tumbuh hingga 15 cm. Mereka diperkirakan memiliki lebih dari 10.000 senyawa aktif dalam racunnya, dan sengatannya dapat menyebabkan kelumpuhan pernapasan yang mengakibatkan kematian. 

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2016 di International Journal of Clinical Pharmacology and Therapeutics, siput kerucut beracun telah menyebabkan sekitar 15 kematian dalam 30 tahun terakhir. 

  1. Ikan batu

 Ikan batu (Synanceia) adalah kelompok ikan yang sangat berbisa, yang berkamuflase di antara terumbu pantai di Samudera Hindia dan Pasifik. Ikan ini memiliki duri punggung yang mengandung racun yang dilepaskan dk bawah tekanan, seperti ketika seseorang menginjaknya. 

Ketika disuntikkan ke manusia, duri itu menyebabkan rasa sakit dan bengkak yang parah. Puluhan orang disengat ikan batu di Australia setiap tahunnya. Meskipun sebagian besar merupakan kasus ringan yang memerlukan rawat inap singkat di rumah sakit, kasus ekstrem dapat mengakibatkan kesulitan pernapasan, kejang, gagal jantung, hingga kematian. 

Senang Mempermainkan Porpoise

Seperti diketahui Orca (Orcinus orca) atau paus pembunuhan di Laut Salish, British Columbia dan Washington, diketahui memiliki kebiasaan mengganggu dan mempermainkan porpoise (Phocoenidae). Bahkan, orca sering kali mempermainkan porpoise sampai pada titik membunuh mereka, namun tidak pernah memakannya. 

Adapun porpoise merupakan mamalia laut yang termasuk ordo cetacea, yang juga mencakup paus dan lumba-lumba. Porpoise berbeda dengan lumba-lumba, meski keduanya memiliki ciri fisik yang sangat mirip. Mengapa orca senang mempermainkan porpoise? Perilaku mengganggu dan mempermainkan porpoise yang dilakukan orca disebut "phocoenacide" atau "porpicide". 

Biasanya, orca mempermainkan porpoise dengan melempar-lemparnya selama lima jam. Ini bisa menimbulkan luka dan terkadang membunuh porpoise. Orca termasuk dalam populasi kecil dan terancam punah yang hidup di lepas pantai Pasifik Amerika Utara. 

Mereka adalah pemakan ikan, yang berarti kecil kemungkinannya mereka bermain-main dengan porpoise untuk memangsanya. Hal ini semakin membuat penasaran para ahli mengenai alasan orca melakukan hal tersebut. Untuk mencari tahu mengapa orca melakukan perilaku aneh ini, Deborah Giles, peneliti orca di Universitas Washington, dan rekan-rekannya meneliti catatan observasi dari tahun 1962 hingga 2020. Giles menjelaskan, orca melakukan porpicide secara berkala.

Mereka bisa berhenti melakukannya, terkadang selama beberapa tahun. Baca juga: Lolita, Orca Tertua yang Hidup di Penangkaran Dilaporkan Mati Dengan demikian, porpicide dianggap sebagai perilaku yang jarang terjadi, namun tetap perlu diperhatikan. 

Ada 78 kasus yang melaporkan orca yang tinggal di wilayah selatan mengganggu porpoise yang masih sangat muda, dengan 28 kasus di antaranya mengakibatkan kematian akibat luka. Giles mengatakan, melemparkan porpoise terus-menerus hampir pasti merupakan bentuk permainan sosial. 

Namun, tujuan dari permainan ini mungkin bukan untuk membunuh karena orca terkadang masih melemparkan porpoise tersebut setelah mereka mati. Berlatih dengan mempermainkan porpoise Perilaku ini disebut dapat memperkuat ikatan antar orca yang bermain dan meningkatkan koordinasi serta kerja sama mereka. 

Bermain dengan porpoise juga bisa mengajarkan keterampilan bertahan hidup bagi orca. Bayi porpoise pelabuhan (Phocoena phocoena) dan porpoise Dall (Phocoenoides dalli) memiliki ukuran yang mirip dengan salmon chinook (Oncorhynchus tshawytscha), sehingga ada kemungkinan bahwa paus menggunakannya untuk belajar mengejar ikan. 

Mengutip kompas.com, Orca muda dan induknya sering bermain dengan porpoise bersama-sama, yang mungkin merupakan pelajaran berburu. Menurut Giles, aktivitas ini dapat menguji dan menyempurnakan koordinasi serta keterampilan orca dalam menangani mangsa. Orca betina juga mungkin melakukan permainan ini karena alasan lain. 

Bermain dengan porpoise bisa jadi merupakan upaya untuk memberikan perawatan bagi mamalia kecil tersebut, yang dikenal sebagai “perilaku mismothering". Giles menuturkan, hal ini mungkin disebabkan oleh terbatasnya kesempatan orca betina untuk merawat anak-anak mereka. 

Kecenderungan porpicide yang dilakukan orca di wilayah selatan masih misterius, kata Giles, namun perilaku tersebut tampaknya telah menyebar melalui populasi dan lintas generasi selama 60 tahun terakhir. 

Menurut peneliti, ada kemungkinan bahwa perilaku mempermainkan porpoise disebarkan melalui pembelajaran sosial.***